I. Tujuan
- Membuat garam mohr atau besi (II) ammonium sulfat (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
- Menentukan banyaknya air kristal dalam garam mohr hasil percobaan
II. Dasar Teori
Ada dua bijih besi yang terpenting yaitu: hematit (Fe2O3)
dan magnetit (Fe3O4). Dan garam besi (II) yang
terpenting adalah garam besi (II) sulfat yang dibuat dari pelarutan besi atau
besi (II) sulfida dengan asam sulfat encer, setelah itu larutan disaring, lalu
diuapkan dan mengkristal menjadi FeSO4.7H2O yang
berwarna hijau. Dalam skala besar garam ini dibuat dengan cara mengoksidasi
perlahan-lahan FeS oleh udara yang mengandung air.
Garam-garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida,
FeO dalam larutan. Garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan
berwarna sedikit hijau. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi
(III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu,
semakin nyatalah efenya dalam suasana nertal atau basa bahkan oksigen dari
atmosfer akan mengoksidasikan ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus
sedikit asam bila ingin disimpan untuk waktu yang agak lama.
Garam besi (II) sulfat dapat bergabung dengan garam-garam sulfat
dari garam alkali, membentuk suatu garam rangkap dengan rumus umum yang dapat
digambarkan sebagai M2Fe(SO4).6H2O,
dimana M merupakan simbol dari logam-logam seperti K, Rb, Cs, dan NH4.
Rumus ini merupakan gabungan dua garam dengan anion yang sama atau identik
yaitu M2SO4FeSO4.6H2O.
Untuk garam rangkap dengan M adalah NH4, yang dibuat
dengan jumlah mol besi (II) sulfat dan ammonium sulfat sama, maka hasil ini
dikenal dengan garam mohr. Garam mohr dibuat dengan mencampurkan kedua garam
sulfat dari besi (II) dan ammonium, dimana masing-masing garam dilarutkan
sampai jenuh dan pada besi (II) ditambahkan sedikit asam. Pada saat pendinginan
hasil campuran pada kedua garam di atas akan diperoleh kristal yang berwarna
hijau kebiru-biruan dengan bentuk monoklin. Garam mohr tidak lain adalah garam
rangkap besi (II) ammonium sulfat dengan rumus molekul (NH4)2FeSO4.6H2O
atau (NH4)2(SO4)2.6H2O.
Garam mohr, besi ammonium sulfat, merupakan garam rangkap dari
besi sulfat dan ammonium sulfat dengan rumus molekul [NH4]2[Fe][SO4]2.6H2O.
Garam mohr lebih disukai daripada besi (II) sulfat untuk proses titrasi karena
garam mohr tidak mudah terpengaruh oleh oksigen bebas di udara atau tidak mudah
teroksidasi oleh udara bebas dibandingkan besi (II).
Kristal adalah suatu padatan atom, molekul, atau ion
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga
dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua
atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atay struktur
kristal yang sama, tapi secara umum, kebanyakan kristal berbentuk secara
simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya kebanyakan logam
yang kita temui sehari-hari merupakan polikristal. Struktur kristal mana yang
akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya sendiri,
kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya
struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.
III. Alat dan Bahan
Alat
- Gelas piala
- Gelas ukur
- Neraca
Bahan
- Serbuk besi atau paku
- Asam sulfat 10%
- Ammonia pekat
IV. Prosedur Kerja
Larutan A
- Serbuk besi seberat 3,5 gram dilarutkan ke dalam 50 ml asam sulfat 10%
- Serbuk besi tersebut dipanaskan sampai hampir semua serbuk besi larut kemudian disaring ketika masih panas
- Asam sulfat pekat ditambahkan sedikit pada filtrat (larutan serbuk besi yang telah disaring) kemudian diuapkan hingga membentuk kristal di permukaan larutan
Larutan B
- H2SO4 10% sebanyak 50 ml dinetralkan dengan ammonia pekat
- Larutan (NH4)2SO4 diuapkan hingga jenuh
Larutan A dan
B
- Larutan A dan larutan B dicampurkan, kemudian didinginkan hingga terbentuk kristal berwarna hijau muda (dalam es batu)
- Campuran larutan yang telah membentuk kristal tersebut kemudian dilarutkan kembali dalam sedikit air panas untuk mendapatkan garam mohr yang murni
- Campuran larutan dibiarkan mengkristal kembali, kemudian garam mohr yang didapat ditimbang dengan neraca
- Kristal ditentukan tingkat kemurniannya dengan kadar Fe dalam larutan mohr.
V. Hasil dan Perhitungan
a. Hasil percobaan
1. Larutan A
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1
2
3
4
5
|
Dilarutkan 3,5 gr besi
dalam 100 ml H2SO4 10%
Dipanaskan
Disaring larutan ketika
masih panas
Ditambahkan 2 mL asam
sulfat pada filtrat
Diuapkan larutan
|
Larutan warna abu-abu
kehitaman
Larutan berwarna biru
bening
Larutan biru bening
|
2. Larutan B
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1
2
|
Dinetralkan 50 ml H2SO4
10% dengan amoniak
Diuapkan larutan
|
Larutan bening (sampai pH
= 7)
|
3. Dicampurkan larutan A dan B
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1
2
3
4
|
Dicampurkan larutan A dan
B ketika masih panas
Didinginkan
Dipisahkan larutan dengan
endapan yang terbentuk dengan kertas saring
Ditimbang kristal yang
diperoleh
|
Larutan berwarna hijau
muda dengan endapan putih
Terbentuk kristal-kristal
garam
m =
7,25 g
|
b. Perhitungan
Diketahui:
Berat
garam mohr = 7,25 gram
Massa besi = 3,5 gram
BA besi = 55,85 gram/mol
BM Mohr = 392 gram/mol
Ditanya :
a. Mol garam Mohr
b.massa garam Mohr
c. pemurnian
Jawab :
a. mol Fe = mol garam Mohr
mol Fe = massa Fe/BM Fe
= 3,5/55,85
= 0,063 mol
b.massa garam Mohr(teori)
= mol garam Mohr x BM garam Mohr
= 0,063 x 392
= 24,696 gram
c.kemurnian kristal
= 70,64 gram
VI.Pembahasan
Larutan A
Pada percobaan ini pertama dibuat
larutan A dengan cara dilarutkan 3,5
gram serbuk besi ke dalam 50ml asam sulfat 10% didapatkan larutan berwarna abu-abu
dan serbuk besi akan melarut,kemudian dipanaskan sampai semua serbuk besi melarut
sehingga larutan tersebut berubah warna menjadi hijau toska, kemudian disaring
larutan itu menggunakan kertas saring ketika masih panas,kemudian ditambahkan
asam sulfat pada filtrat dan menguapkan larutan sampai terbentuk Kristal di
permukaan larutan.Tujuan penyaringan untuk menghindari terbentuknya Kristal pada
suhu yang rendah,tujuan pemanasan untuk mempercepat reaksi sehingga serbuk besi
makin cepat melarut,larutan tadi terus
diuapkan untuk mengurangi molekul air yang ada pada larutan. Larutan ini digunakan untuk
menstabilkan kristal vitrol yang terbentuk. Percobaan ini manghasilkan garam
besi (II) sulfat yang merupakan garam besi (II) yang terpenting. Garam-garam
besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam larutan, garam-garam
ini mengandung kation Fe2+ sehingga berwarna hijau dan Pembentukan
FeSO4 dari logam Fe merupakan reaksi elektron berdasarkan prinsip
termokimia.
Larutan B
Pembuatan larutan B
pertama-tama dinetralkan 50ml H2S04 10% dengan amoniak,campuran tersebut jernih
dan panas, Kemudian dilakukan pengukuran pH dengan menggunakan kertas lakmus
maka dapat dikatahui bahwa pH larutan tersebut adalah netral 7 karena reaksi
antara kedua reaktan merupakan reaksi netralisasi asam-basa dengan pH netral.
Kemudian larutan ini diuapkan hingga jenuh sampai timbul endapan-endapan
kristal. Reaksi yang terjadi yaitu:
2NH3
+ H2SO4 → (NH4)2SO4
Larutan A dan B
Kemudian larutan A dan B dicampurkan ketika masih panas untuk
pembentukan Kristal garam Mohr,larutan campuran itu dibiarkan agar tidak
terjadi pengkristalan pada suhu rendah,maka akan dihasilkan larutan berwarna
hijau muda dengan endapan putih,kemudian dipisahkan larutan dengan endapan yang
terbentuk dengan kertas saring,sehingga didapatkan kristal garam Mohr,garam
Mohr ditimbang engan neraca analitik diperoleh 7,25 gram.Dari perhitungan
didapatkan kemurnian garam Mohr 70,64%. Dalam senyawa
kompleks Fe2+ berperan sebagai atom pusat dengan H2O
sebagai ligannya. Adapun reaksi yang berlangsung yaitu :
FeSO4
+ (NH4)2SO4 + 6H2O → (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
VII.
Kesimpulan
·
Pembuatan garam mohr dilakukan dengan cara
kristalisasi, yaitu melalui penguapan, dan didapatkan kristal berwarna hijau
muda.
·
Garam Mohr merupakan senyawa kompleks besi
dengan ligan amonium dan sulfat dengan rumus molekul (NH4)2Fe(SO4)2.
6H2O.
·
Campuran besi (II) sulfat dengan larutan amonium
sulfat akan menghasilkan suatu garam Mohr.
·
Garam Mohr stabil diudara dan larutannya tidak
mudah dioksidasi oleh oksigen diatmosfer.
·
Garam Mohr yang terbentuk sebesar 7,25 gram
dengan tingkat kemurniannya adalah sebesar 70,64 %.
VIII.
Referensi
Vogel. 1985. Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimikro Jilid 1. Jakarta : Kalman Media Pusaka.
Vogel. 1985. Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimikro Jilid 2. Jakarta : Kalman Media
Pusaka.
IX.
Lampiran
Pertanyaan dan Jawaban
1.Apa tujuan penambahan sulfat pada filtrat?
Penambahan H2SO4 berfungsi untuk mengoksidasi logam Fe menjadi
ion logam Fe2+.
2.Apa fungsi dari garam Mohr?
Garam mohr mempunyai banyak fungsi, tetapi garam mohr biasanya digunakan
untuk :
a.Untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetri.
b. Sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik
c. Untuk meramalkan urutan daya mengoksidasi oksidator K2Cr2O7, KMnO4 dan KBrO3 (dengan konsentrasi yang sama ~ 0,1 N) terhadap ion Fe2+.
a.Untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetri.
b. Sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik
c. Untuk meramalkan urutan daya mengoksidasi oksidator K2Cr2O7, KMnO4 dan KBrO3 (dengan konsentrasi yang sama ~ 0,1 N) terhadap ion Fe2+.
3.Tulis semua reaksi yang terdapat pada percobaan ini!
NH4OH®NH3 +
H2O
(NH4)2SO4 + 2 H2O®2 NH4OH + H2SO4
FeSO4 + H2®Fe + H2SO4
(NH4)2SO4.[Fe(H2O)6]SO4®(NH4)2SO4 + Fe + 6 H2O
(NH4)2SO4 + 2 H2O®2 NH4OH + H2SO4
FeSO4 + H2®Fe + H2SO4
(NH4)2SO4.[Fe(H2O)6]SO4®(NH4)2SO4 + Fe + 6 H2O
0 komentar:
Posting Komentar